Senin, 19 Desember 2011

PROFIL TRANSENDENTAL DI INDONESIA



Transendental adalah hal-hal yg bersifat kerohanian, sukar dipahami, gaib, dan abstrak. Namun hal itu dapat sedikit terbantahkan dengan adanya lembaga dan teknik TRANSENDENTIAL MEDITATION-INDONESIA yaitu suatu teknik mental yg sederhana, alami dan tanpa usaha yg dilakukan dengan duduk nyaman dan mata tertutup selama 15-20 menit pagi dan sore. Prifil ini dapat dilihat di wab. (http://www.tmindonesia.com) yang didalamnya memudahkan kita untuk mengetahui lebih dalam tentang teknik diatas, manfaat dan keuntungannya, cara-cara mempelajarinya, dan hal sebagainya.
Kemudian Setiap hari Kamis jam 20.00 wib, di Apart. Bellagio Lantai 9, Mega Kuningan, Jakarta, akan diadakan kegiatan sebagai berikut :
1. Meditasi bersama.
2. Membicarakan pengetahuan Maharishi.
3. Ceramah Perkenalan (bagi yang belum belajar Meditasi Transcendental).
Contoh:
Meditasi Transcendental Membuat Jantung Sehat dan Hidup Sehat.
Stress secara psikologi telah menunjukkan peningkatan aktivasi sympathetic nervous system dan hypothalamic pituitary adrenal axis. Peningkatan ini akan melepaskan adrenalin, noradrenaline, dan cortisol, yang akan membuat detak jantung lebih cepat, meningkatkan kerja jantung, dan penyempitan pembuluh darah.
Berlatih Meditasi Transcendental dua kali sehari mengurangi aktivasi sympathetic nervous system , yang mana dapat menyebabkan pembesaran pembuluh darah dan mengurangi hormon stress seperti adrenaline, noradrenaline, cortisol, dan pelepasan stress.
Beberapa hasil penelitian yang dipublikasikan mengkonfirmasikan bahwa Meditasi Transcendental :
-         Menurunkan tekanan darah tinggi.
-         Mengurangi atherosclerosis.
-         Mengurangi penyempitan pembuluh darah.
-         Mengurangi penebalan dinding urat nadi jantung.
-         Mengurangi penggunaan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
-         Mengurangi angka kematian.
-         Menghasilkan pelepasan stress.
Menurutnya pernyataan diatas menurut penelitian Institusi Kesehatan Nasional di Amerika menerima lebih dari 20 juta US dollar untuk mempelajari pengaruh Meditasi Transcendental terhadap pencegahan dan pengobatan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan stroke. Sebagai tambahan, ratusan penelitian yang lain juga dilakukan untuk melihat manfaat Meditasi Transcendental bagi Pengembangan Mental, Kesehatan, Perilaku dan Masyarakat di lebih 250 Universitas dan lembaga penelitian di 33 negara, termasuk Harvard, Yale and Sekolah Kedokteran UCLA.

Referensi:
1. http://tmindonesia.wordpress.com/



PENGALAMAN SPIRITUAL



Pengalaman spiritual yaitu suatu hal yang dialami seseorang dalam benak pikirannya yang terjadi di bawah alam sadarnya jauh dari kenyataan sebenarnya. Pengalaman spiritual tidak begitu saja diberikan oleh sang kuasa untuk seseorang dan melebihi kemampuan seseorang untuk mengatur bagaimana hal demikian bisa menimpa dirinya sebagai pengalaman yang tidak biasa.
Menurut Dr. Ioanes Rakhmat pengalaman-pengalaman spiritual dapat ditinjau dari Neurosains. Neurosains (atau neurobiologi) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari otak dan sistem saraf di dalamnya, yang mengatur cara dan wilayah kerja sel-sel saraf yang dinamakan neuron, dalam hubungannya dengan seluruh tubuh manusia dan keadaan mental. neurosains menganalisis dan menjelaskan berbagai pengalaman keagamaan sebagai pengalaman-pengalaman yang dimunculkan oleh sistem neurologis dalam otak manusia karena dipicu oleh berbagai keadaan dan kondisi internal dan eksternal.
Contohnya adalah Pengalaman Dekat Kematian (PDK). Cirri-ciri umum dari PDK diantaranya:
1.    Muncul cahaya terang yang sangat kuat. Kadangkala cahaya yang sangat kuat ini (namun tak menyakitkan) memenuhi ruangan dalam kamar.
2.    Keluar dari tubuh (Out-of-Body Experience/OBE). Si subjek merasa bahwa dia telah keluar meninggalkan tubuhnya.
3.    Memasuki suatu kawasan lain atau dimensi lain.
4.    Melihat makhluk-makhluk rohani.
5.    Masuk ke suatu lorong lurus atau berpilin yang panjang.
6.    Berkomunikasi dengan roh-roh.
7.    Kehidupan selama di Bumi ditinjau.
PDK adalah suatu keadaan yang ditimbulkan oleh suatu gangguan tidur yang dinamakan “rapid eye movement (REM) intrusion” yang berlangsung dalam brain stem atau pangkal otak (terdiri atas medulla, pons, dan midbrain atau otak tengah) yang mengendalikan fungsi-fungsi tubuh yang paling mendasar (seperti gerak refleks, fungsi-fungsi otomatis seperti detak jantung dan tekanan darah, gerakan anggota-anggota tubuh, dan fungsi pencernaan dan urinasi). PDK muncul sebagai suatu keadaan kebingungan karena seseorang secara mendadak dan tanpa diharapkan masuk ke dalam suatu keadaan seperti mimpi, sehingga dia tak dapat membedakan mana realitas dan mana fantasi atau mimpi.
PDK  dapat dijelaskan baik lewat teori-teori tentang dunia supernatural (termasuk penjelasan spiritual atau penjelasan keagamaan) yang didasarkan pada kepercayaan, latarbelakang spiritual dan kultural, maupun lewat penjelasan saintifik (mencakup penjelasan-penjelasan medis, fisiologis, neurologis dan psikologis). Masih dalam wilayah psikik/paranormal, dan PDK juga dipandang sebagai bukti bahwa manusia masih akan mengalami transformasi secara total, menjadi makhluk-makhluk adi-insani dalam dimensi-dimensi lain, dalam wujud makhluk-makhluk spiritual atau makhluk-makhluk cahaya, sebagaimana dilaporkan ditemukan ketika kedua pengalaman ini berlangsung.


Referensi:
1. http://wahyuandhika.blogspot.com/2010/05/pengalaman-spiritual.html
2. http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2011/11/pengalaman-pengalaman-spiritual.html

                                                                                                          

ALTERED OF CONCIUSNESR



Conciusness telah di definiskan sebagai kesadaran dalam kesadaran. Hal itu muncul dalam bidang psikologi agama, mistisme, dan okultisme. Munculnya studi kesadaran dalam psikologi mencerminkan perubahan dalam mentalitas orang-orang. orang-orang yang terganggu oleh masalah eksistensial adalah gejala-gejala hysteric. Kesadaran juga menjadi pendekatan baru dalam psikologi, sebuah cara baru untuk melihat perilaku, yang didasarkan pada teori sistem dan metode holistik. Studi kesadaran menekankan daerah-daerah tertentu seperti mimpi, kreativitas dan pengalaman yang luar biasa. Kesadaran memiliki relevansi untuk semua ilmu pengetahuan, yang berhubungan dengan isu-isu filosofis dan model manusia. Studi kesadaran mungkin juga berfungsi untuk mengintegrasikan banyak bidang psikologi dan ilmu-ilmu lainnya. Perubahan dalam kesadaran melibatkan kualitatif perubahan dalam persepsi, kognitif dan conative aspek. Ini melibatkan perubahan mediational proses antara stimulus dan respon. Mengubah keadaan kesadaran yang dapat disebabkan oleh overstimulation, kekurangan indra atau mengubah kimia tubuh.
Menurut hemat kesadaran sendiri adalah keadaan seseorang di mana ia tahu/mengerti dengan jelas apa yang ada dalam pikirannya. Sedangkan pikiran bisa diartikan dalam banyak makna, seperti ingatan, hasil berpikir, akal, gagasan ataupun maksud/niat.
Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala. Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian).



Perubahan tingkat kesadaran diantaranya:
1.    Bangun dan tidur
Kedua keadaan  yang begitu berbeda, yang secara umum orang-orang merasakannya setiap hari. Beberapa orang mengalami keadaan hypnogogic dan halusinasi.
2.    Bermimpi
Seseorang bermimpi diantara tingkat  fisiologis dan psikologis dari tidurnya yang terdalam.
3.    Hypnosis
ditandai dengan peningkatan sugestibilitas dan penyerahan seseorang.
4.    Tingkat patologis
Tingkat hysteric trance dan schizoid telah dipelajari sebagai perubahan tingkat kesadaran yang menggunakan pendekatan perubahan fenomenologis.
5.    Orgiastic trans
Sering dikaitan dengan upacara keagamaan.
6.    Drug induced
Sebagian orang-orang menggunakan obat-obatan untuk merasakan hal-hal spiritual atau mistik.
7.    Tingkat estetika
Tingkatan ini disebut juga mistik 'ekstraverted'. Yaitu melibatkan perubahan self-process dan kebebasan dari berpikir simbolis.
8.    Mistik
9.    Tingkatan kesadaran lainnya. 

Referensi:
1. http://silents-hening.blogspot.com/2009/04/pengertian-mindfulness-sebagai-kualitas.html.
2. http://www.psychology4all.com/PsychologyOfConsciousness.htm

TRANSENDENTAL MEDITATION



Kata Transendental mengacu pada metode transendental yang diungkapkan oleh Immanuel Kant pada abad ke delapan belas. Kemudian pada abad ke dua puluh dikembangkan oleh beberapa pemikir seperti Pierre Rousselot, Joseph Marechal, Karl Rahner dan Bernard Lonergan. Mereka berusaha menterjemahkan "intelektual" yang asli menurut pemikiran Thomas Aquinas sebagai subjektifitas dan kesadaran historis. Ada yang dinamakan model transedental. Model transedental merupakan salah satu pendekatan Teologi Kontekstual yang melihat bahwa realitas bukan sebagai yang "ada di luar" dan lepas dari pengenalan manusia melainkan berada pada dinamika kesadaran diri. Ada beberapa pendapat atau kemungkinan-kemungkinan tentang model transedental yaitu: model transendental yaitu bahwa model transendental mengajak seseorang untuk kembali melakoni kehidupannya sebagai seorang yang beragama yang memiliki pengalaman kultural, religuis dan ungkapan iman yang khas sebagaimana keadaan subjek tersebut. Kemudian ada pendapat lain juga yang mengatakan bahwa meskipun kenyataan subjektivitas berbeda-beda namun proses pemahamannya tetap sama. Maka model transendental dipahami sebagai proses penyingkapan diri seseorang atau kami(subjek) berdasarkan hasil dari analisa situasi historis, geografis, sosial dan budaya.
Transcendental meditation memiliki Sifat yang unik, seederhana, Alami dan Tanpa Usaha. Bersifat Universal : bisa dipelajari oleh siapa saja, tanpa memandang suku, agama, ras, latar belakang, pendidikan. Tidak memakan banyak waktu.Tidak memerlukan konsentrasi yang terkadang menimbulkan sakit kepala. Tidak mengubah gaya hidup. Dan lain-lain. Dalam prakteknya meditasi transcendental hanya bisa diajarkan perorangan oleh seorang guru Meditasi Transcendental yg bersertifikat dan sudah terlatih. Setiap orang berbeda satu dengan yang lain, setiap orang mempunyai perbedaan dalam mempelajari sesuatu hal, setiap orang mempunyai pengalaman yang berbeda-beda.
Teknik Meditasi Transcendental begitu effektif karena didasarkan pada kecenderungan alamiah pikiran. Teknik Meditasi Transcendental memberi pikiran seseorang kesempatan untuk secara sistematis mengalami pikiran yang lebih subtil sampai level paling subtil akhirnya dapat dirasakan. Lalu pikiran seseorang itu mampu melampaui berpikir sama sekali. Dengan kata lain, pikiran melampaui proses berpikir itu sendiri dan anda akan mengalami kesadaran anda yang paling sederhana dan hening – kesadaran murni. Pikiran anda sadar dalam dirinya sendiri – hening dan tenang.
Teknik Meditasi Transcendental melakukan dua hal luar biasa diantaranya:
1.      Menghilangkan stress dari tubuh. Karena pikiran dan tubuh saling terkait, ketika pikiran tenang dan mengalami pikiran yang paling subtil, tubuh juga akan tenang dan mengalami keadaan istirahatnya yang paling dalam.
2.      Mengembangkan potensi laten otak. memungkinkan otak berfungsi sebagaimana mestinya – dengan keteraturan yang lebih besar, dengan proses yang makin cepat, dan kesempatan yang lebih besar untuk mengakses bagian otak yang belum terpakai.

Referensi: 
1. http://tmindonesia.wordpress.com/.
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Model_transendental_%28teologi%29.
3. http://filsafat.kompasiana.com/2011/12/14/teologi-kontekstual-model-transendental/. 

Sabtu, 05 November 2011

kesadaran dan tingkatannya. tugas minggu ke 2


KESADARAN DAN TINGKATANNYA
A.     PENGERTIAN
Kesadaran adalah keadaan seseorang di mana ia tahu/mengerti dengan jelas apa yang ada dalam pikirannya. Sedangkan pikiran bisa diartikan dalam banyak makna, seperti ingatan, hasil berpikir, akal, gagasan ataupun maksud/niat. Misalnya ada seorang anak melihat balon Keadaan melihat tersebut yang ia sadari sendiri itu dinamakan kesadaran. Sedangkan balon yang ia lihat yang menimbulkan anggapan besar atau berwarna hijau disebut pikiran (persepsi).
Ada dua macam kesadaran, yaitu:
1. Kesadaran Pasif: Kesadaran pasif adalah keadaan dimana seorang individu bersikap menerima segala stimulus yang diberikan pada saat itu, baik stimulus internal maupun eksternal.
2. Kesadaran Aktif: Kesadaran aktif adalah kondisi dimana seseorang menitikberatkan pada inisiatif dan mencari dan dapat menyeleksi stimulus-stimulus yang diberikan.
            Kemudian ada beberapa teori kesadaran menurut para ahli Psikologi yang diantaranya:
a.       Teori kesadaran menurut Carl G Jung
Menurutnya Kesadaran terdiri dari 3 sistem yang saling berhubungan yaitu kesadaran atau biasa disebut ego, ketidasadaran pribadi (personal unconsciousness) dan ketidaksadaran kolektif (collective unconscious).
1.      Ego
Ego merupakan jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran dan perasaan-perasaan sadar. Ego seseorang adalah gugusan tingkah laku yang umumnya dimiliki dan ditampilkan secara sadar oleh orang-orang dalam suatu masyarakat. Ego merupakan bagian manusia yang membuat ia sadar pada dirinya.
2.  Personal Unconscious
Struktur psyche ini merupakan wilayah yang berdekatan dengan ego. Terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah disadari tetapi dilupakan dan diabaikan dengan cara repression atau suppression. Pengalaman-pengalaman yang kesannya lemah juga disimpan kedalam personal unconscious. Penekanan kenangan pahit kedalam personal unconscious dapat dilakukan oleh diri sendiri secara mekanik namun bisa juga karena desakan dari pihak luar yang kuat dan lebih berkuasa.
3.      Collective Unconscious
Merupakan gudang bekas ingatan yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang yang tidak hanya meliputi sejarah ras manusia sebagai sebuah spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya. Collective unconscious terdiri dari beberapa Archetype, yang merupakan ingatan ras akan suatu bentuk pikiran universal yang diturunkan dari generasi ke generasi.
b.      Teori kesadaran Sigmund Freud
Dalam teori tentang alam sadar (Conscious Mind), Freud menjelaskan bahwa alam sadar adalah satu-satunya bagian yang memiliki kontak langsung dengan realitas. Terkait dengan alam sadar ini adalah apa yang dinamakan oleh Freud sebagai alam pra-sadar (Preconscious Mind), yaitu jembatan antara Conscious dan Unconscious, berisikan segala sesuatu yang yang dengan mudah dipanggil ke alam sadar, seperti kenangan-kenangan yang walaupun tidak kita ingat ketika kita berpikir, tetapi dapat dengan mudah dipanggil lagi, atau seringkali disebut sebagai “kenangan yang sudah tersedia” (available memory). Alam bawah sadar (Unconscious Mind), merupakan bagian yang paling dominan dan penting dalam menentukan perilaku manusia. Mencakup segala sesuatu yang sangat sulit dibawa ke alam sadar, seperti nafsu dan insting kita serta segala sesuatu yang masuk ke dalamnya karena kita tidak mampu menjangkaunya, seperti kenangan pahit atau emosi yang terkait dengan trauma. Freud berpendapat bahwa alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi dan dorongan yang ada dalam diri kita, apakah itu hasrat yang sederhana seperti makanan atau seks, daya-daya neurotik, atau motif yang mendorong seorang seniman atau ilmuwan berkarya. Namun anehnya, menurut Freud, kita sering terdorong untuk mengingkari atau menghalangi seluruh bentuk motif ini naik ke alam sadar. Oleh karena itu, motif-motif itu kita kenali dalam wujud samar-samar. Diantaranya:
1.      Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari danbekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera.
2.       Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia.
3.      Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan moral. Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa bersalah.
B.     MACAM DAN TINGKATANNYA
1.      Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
2.      Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
3.      Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
4.      Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
5.      Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.
6.      Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya.
C.     CONTOH:
ΓΌ  SUBJEKTIVITAS FIRASAT: oleh Putut Yulianto
Memaknai sebuah firasat terkadang jauh lebih sulit ketimbang memahaminya setelah sebuah/atau serangkaian peristiwa terjadi. Seringkali kita secara aneh mengalami perasaan/kondisi yang membuat kita melakukan atau membatalkan serangkaian kegiatan baik yang telah maupun belum sama sekali direncanakan, firasat bukanlah sebuah obyektifitas. Firasat adalah sebuah subyektifitas yang akan sangat sulit dipahami oleh logika yang dibangun oleh positivism. Holographic adalah gambaran realitas yang baru dan mengejutkan ini, yakni sintesis antara pandangan Bohm dan Pribram, dinamakan
paradigma holografik. Banyak Ilmuhwan percaya bahwa paradigma itu merupakan model realitas yang paling akurat yang pernah dicapai sains. Lebih dari itu, sementara kalangan percaya bahwa itu dapat memecahkan beberapa misteri yang selama ini belum dapat dijelaskan oleh sains, dan bahkan dapat menegakkan hal-hal paranormal sebagai bagian dari alam. Banyak peneliti, termasuk Bohm dan Pribram, mencatat bahwa banyak fenomena para-psikologis menjadi lebih dapat dipahami dalam kerangka paradigma holografik. Dalam suatu alam semesta yang di situ otak individu sesungguhnya adalah bagian yang tak terbagi dari hologram yang lebih besar dan segala sesuatu saling berhubungan secara tak terbatas, maka telepati mungkin tidak lebih dari sekadar mengakses tingkat holografik itu. Jelas itu jauh lebih mudah dapat memahami bagaimana informasi dapat berpindah dari batin individu A kepada batin individu B yang berjauhan, dan memahami sejumlah teka-teki yang belum terpecahkan dalam psikologi. Paradigma holografik menawarkan model untuk memahami banyak fenomena membingungkan yang dialami orang dalam keadaan kesadaran yang berubah [altered states of consciousness].
Psikologi Transpersonal merupakan fenomena yang sama muncul dalam sesi-sesi terapi yang tidak menggunakan obat-obatan [psikotropika]. Oleh karena unsur yang sama dalam pengalaman-pengalaman seperti itu tampaknya adalah diatasinya kesadaran individu yang biasanya dibatasi oleh ego dan/atau dibatasi oleh ruang dan waktu, fenomena itu disebut sebagai pengalaman transpersonal, dan pada akhir tahun 1960-an dirintis cabang psikologi yang disebut psikologi transpersonal yang sepenuhnya mengkaji pengalaman-pengalaman seperti itu. Selama bertahun-tahun Perhimpunan Psikologi Transpersonal [Association of Transpersonal Psychology] tidak dapat memberikan suatu mekanisme yang dapat menjelaskan berbagai fenomena psikologis aneh yang mereka aksikan. Tetapi semua itu berubah dengan lahirnya paradigma holografik. Sebagaimana dicatat baru-baru ini, jika batin memang bagian dari suatu kontinuum, suatu labirin yang berhubungan bukan hanya dengan setiap batin lain yang ada dan yang pernah ada, melainkan berhubungan pula dengan setiap atom, organisme, dan wilayah di dalam ruang dan waktu yang luas itu sendiri, maka fakta bahwa batin kadang-kadang bisa menjelajah ke dalam labirin itu dan mengalami hal-hal transpersonal tidak lagi tampak begitu aneh. Mungkin kita sepakat tentang apa yang ada atau tidak ada oleh karena apa yang disebut realitas konsensus itu dirumuskan dan disahkan di tingkat bawah sadar manusia, yang di situ semua batin saling berhubungan tanpa terbatas. Di dalam alam semesta yang holografik, tidak ada batas bagaimana kita dapat mengubah bahan-bahan realitas. Yang kita lihat sebagai realitas hanyalah sebuah kanvas yang menunggu kita gambari dengan gambar apapun yang kita inginkan. Sesungguhnya, bahkan paham-paham kita yang paling mendasar tentang realitas patut dipertanyakan, oleh karena di dalam alam semesta holografik, sebagaimana ditunjukkan oleh Pribram, bahkan perisitiwa yang terjadi secara acak [random] harus dilihat sebagai berdasarkan prinsip holografik dan oleh karena itu bersifat determined. Sinkronisitas atau peristiwa-peristiwa kebetulan yang bermanfaat, tiba-tiba masuk akal, dan segala sesuatu dalam realitas harus dilihat sebagai metafora, oleh karena bahkan peristiwa yang paling kacau mengungkapkan suatu simetri tertentu yang mendasarinya.
Munculnya kearifan timur, Jauh-jauh hari telah mengajarkan apa itu realitas sejati (superhologram) dibalik realitas obyektif yang tertangkap oleh indrawi manusia. Bahkan bukan saja memberitahukan tentang adanya realitas sejati tersebut, namun juga mengajarkan teknik-teknik dan upaya pencapaiannya. Dalam konteks bahasanya dikenal beragam istilah seperti firasat, was-was, ilham, sir, angan-angan dan ragam-macam lainnya. Dan juga mengajarkan juga cara membedakannya, mana yang datang dari kenaifan jiwa, mana yang datang dari sesuatu di luar jiwa, dan mana yang datang dari kearifan tertinggi di luar jiwa kita. Hal-hal yang mana dulunya ditolak oleh psikologi maupun sains materi. Mereka telah mengenal beragam teknis mengendalikan diri sebagai upaya untuk mengalahkan ego dalam mencapai hakikat sejati dibalik realitas obyektif yang bisa ditangkap oleh indera. Pengendalian diri, lelaku dan tirakat dalam menghancurkan ego untuk mencapai kesejatian. Ego yang selalu menuntut untuk dipuaskan dan dirajakan, bagi mereka adalah sesuatu yang  harus dikendalikan. Dalam ajaran ini, hati itu adalah medan pertempuran. Pertempuran antara ego dan kesejatian hakiki. Dalam suatu kajian mengenai meditasi transendental memperlihatkan, dua kelompok meditator yang berada di tempat yang berlainan dapat berinteraksi satu sama lain dalam meditasi. Dalam pandangan interconnectedness (kesalingterkaitan), menjadi jelas bahwa kesadaran tak hanya dibangkitkan dari otak, meskipun otak secara intim sangat berhubungan dengan ekspresi kesadaran. Austin (Prof James Austin MD, Neurolog dan Profesor Emeritus dari Pusat Pelayanan Kesehatan Universitas Colorado) menegaskan, pengalaman mistik memperlihatkan bahwa kesadaran merupakan properti semesta. Data terakhir juga memperlihatkan bahwa doa dapat menjadi sarana penyembuhan dari jauh. Doa yang khusyuk dengan hati bersih akan membukakan hati untuk menerima kekuatan Ilahi bagi kedamaian yang menyembuhkan, menguatkan, dan menemukan jalan.
Dari sini, mulai dapat dilihat titik pendekatan sains dalam menjelaskan apa itu firasat. Firasat mungkin dapat dipahami sebagai moment dimana bagian jiwa manusia menggunakan otak holografisnya untuk mengakses memori universal yang terekam dibalik superhologram (Holographic Universe). Bagaimana membedakan antara akses yang tepat dan tidak, kearifan dari timur telah memberikan bermacam-macam metode yang berbeda-beda, bergantung madzab dan ajarannya. Pendekatan ini pula yang menjadi titik temu antara agama dengan sains (dan psikologis sebagai bahasan sains). Di sinilah suatu titik yang membawa perubahan pada perkembangan sains selanjutnya yang juga berpengaruh pada perkembangan psikologi dimana psikologi mulai melirik agama untuk studi-studinya dan rahasia-rahasia mistis agama mulai dapat dipahami.

Referensi:
1. http://nursingbegin.com/tingkat kesadaran/.
2. http:www.scribd.com/doc/26758976/tingkat kesadaran.
3. http://mpu4elcom.wordpress.com/tukang-solder/tingkat-kesadaran manusia.
4. http://www.metasains.com/subjektifitas-firasat/.

Rabu, 19 Oktober 2011

Psikologi Transpersonal suatu Genre baru dalam bidang Psikologi

Awal mula adanya psikologi transpersonal muncul perdebatan mengenai penyakit jiwa yaitu psikosis (skizoprenia). Pada tahun 60-an, behaviorisme memandang bahwa psikosis itu terjadi karena kesalahan akibat proses belajar yang keliru, jiwa tidak dibicarakan dalam behaviorisme. Tahun 1970-an, psikoanalisis memandang skizophrenia (penyakit psikosis) diakibatkan pengalaman traumatis, terutama pengaruh ibu yang menderita kecemasan. Pengalaman traumatis itu terjadi karena represi ke alam bawah sadar, pengalaman spiritual dianggap sebagai perilaku obsesif dan pemenuhan keinginan dari masa kanak-kanak, jiwa diperhitungkan sebagai motif-motif bawah sadar, terutama seks. Dua puluh tahun berikutnya ada penjelasan neurokimiawi tentang skizophrenia, adalah “biologically-based brain disease”, kelompok ini menggunakan obat-obatan untuk penyembuhan skizoprenia.
Pada tahun yang sama penggunaan obat-obatan ini justru mengantarkan banyak orang pada pengalaman spiritual pada realitas diluar realitas fisik. Sally Ciay adalah satu mantan pasien psikiatris, menulis artikel ”stigma and spirituality”, ia melaporkan pengalamannya selama ia menjadi pasien di Hartford Institute of Living (IOL) ketika ia didiagnosa menderita skizoprenia. Ia berkata bahwa ”not a single aspect of my spiritual experience at the IOL was recognized as legitimate; neither the spiritual difficulties nor the healing that occurred at the end”. Ia membantah bahwa memang ia menderita psikosis pada waktu itu. Tetapi di samping penderitaan karena penyakitnya itu, ia juga mendapat pengalaman spiritual yang dalam. Karena pengalaman ini diabaikan oleh petugas kesehatan, kesembuhannya mengalami hambatan.
Dari kalangan psikiater R.D. Laing dan John Perry mengkritik pandangan profesi mereka yang menganggap kegilaan sebagai penyakit. Menurut Laing, seorang skizoprenia memang gila, tetapi ia tidak sakit. Jiwa secara keseluruhan adalah sebuah lautan luas, yang kebanyakan tidak diketahui ego. Jadi seorang psikosis itu bersentuhan atau bahkan tenggelam didalamnya, ia sedang menempuh perjalanan berbahaya, mengarungi samudera jiwa untuk menemukan makna yang lebih dalam. Laing berkata psikosis bukanlah ”breakdown” tetap ”breakthrough”, bukan kehancuran tetapi terobosan. Laing adalah tokoh utama dari psikologi humanistis-eksistensial.

SEKILAS TENTANG TRANSPERSONAL
Kata transpersonal berasal dari kata trans yang berarti melampaui dan persona berarti topeng. Secara etimologis, transpersonal berarti melampaui gambaran manusia yang kelihatan. Dengan kata lain, transpersonal berarti melampaui macam-macam topeng yang digunakan manusia.
Menurut John Davis, psikologi transpersonal bisa diartikan sebagai ilmu yang menghubungkan psikologi dengan spiritualitas. Psikologi transpersonal merupakan salah satu bidang psikologi yang mengintegrasikan konsep, teori dan metode psikologi dengan kekayaan-kekayaan spiritual dari bermacam-macam budaya dan agama.
Konsep inti dari psikologi transpersonal adalah nondualitas (nonduality), suatu pengetahuan bahwa tiap-tiap bagian (misal: tiap-tiap manusia) adalah bagian dari keseluruhan alam semesta. Penyatuan kosmis dimana segala-galanya dipandang sebagai satu kesatuan.

MISI DAN KAJIAN PSIKOLOGI TRANSPERSONAL
Dalam Website-nya, Association for Transpersonal Psychology (www.atpweb.org/mission.html) menjelaskan misi psikologi transpersonal sebagai berikut:
“Misi kami adalah menyediakan forum bagi para sarjana dan praktisi yang meneliti perkembangan spiritual, penyadaran ekologis, dan pertukaran intelektual yang berlangsung lama untuk mengangkat transformasi eko-spiritual melalui penyelidikan dan tindakan transpersonal.
Dengan mengenali hubungan timbal-balik yang inheren antara tindakan kita dan dunia kita, asosiasi ini didedikasikan untuk mendorong dan memacu praktik-praktik dan perspektif-perspektif yang akan mengantar pada ko-evolusi kebudayaan, alam, dan masyarakat yang sadar dan berlangsung terus-menerus.
Keahlian kami adalah memadukan pengetahuan psikologis dengan pengetahuan spiritual yang melaluinya kami mendorong transformasi spritual, baik secara individual maupun secara kolektif. Untuk sampai pada tujuan ini, asosiasi mendorong demokrasi spiritual; pemeriksaan yang cermat kepada beragamnya teknik, disiplin, dan metode untuk mengeksplorasi spiritualitas personal dan praktik-praktik kultural yang tradisional; dan pengenalan akan bagaimana yang sakral diejawantahkan dalam semua pengalaman.
Dari misi ini sudah terlihat bahwa psikologi transpersonal adalah bidang yang sangat luas yang menghubungkan segala perilaku manusia dengan dimensi spiritual. Pemahaman akan dimensi spiritual ini harus diakui sangat beragam menurut agama dan budaya. Semuanya layak untuk ditampung dalam ruang yang bernama psikologi transpersonal.

PERBANDINGAN TRANSPERSONAL DENGAN YAN LAIN
Psikologi secara sederhana sekali bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Sekali lagi, perilaku manusia. Ada resiko yang tidak kecil dalam definisi ini. Apakah perilaku itu? Untuk menjawabnya, kita tidak bisa memberi jawaban tunggal. Definisi perilaku sangat tergantung pada kacamata atau sudut pandang yang kita gunakan.
Kita bisa mengerucutkan berbagai definisi perilaku pada aliran-aliran psikologi yang berkembang sejak Wilhelm Wundt mendirikan Laboratorium psikologi pertama di Universitas Leipzig pada bulan Desember 1879. Tabel berikut akan memberi gambaran tentang orientasi pemikiran dalam aliran-aliran psikologi.

test cash